KANDAGA.ID – Dinas Pendidikan Kabupaten Garut bekerjasama dengan Kejaksaan Negeri Garut melaksanakan Program Jaksa Masuk Sekolah (JMS), dan untuk hari pertama di SDN 2 Kota Kulon yang secara kebetulan di sekolah ini ada Program Ketemu Bintang. Sehingga dengan hadirnya Dr. Halila Rama Purnama, S.H., M.Hum selaku Kepala Kejaksaan Negeri Garut, dan Ade Manadin, S.Pd., M.Pd , selalu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, dijadikan momentum tersendiri.

Acara Temu Bintang di Bulan ini adalah Program Komite Sekolah SDN 2 Kota Kulon, dengan menghadirkan bintang-bintang untuk memotivasi anak-anak agar bisa belajar lebih giat lagi, dan bisa menjadi inspirasi yang membangun, sehingga mampu menciptakan profil pelajar pancasila yang berkarakter serta inovatif, dan sebelumnya telah menghadirkan dr. Hani Firdiani ((istri Wakil Bupati Garut).

Kedatangan kedua bintang di Komplek SDN 1, 2 Kota Kulon di Jl. Ciledug No. 213, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Bara pada Senin (26/2/2024) ini, disambut langsung oleh Anita Istiani, S.Pd., M.Pd., selaku Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Garut Kota bersama 69 kepala sekolah termasuk Ketua K2S, dan Ketua PGRI Cabang, para guru SDN 2 Kota Kulon, serta diiringi tarian Sunda yang dibawakan oleh dua siswi.

Dalam acara ini, Kepala Kejari Garut memperkenalkan tupoksi kejaksaan termasuk bidang-bidang didalamnya khusus untuk seluruh siswa SDN 2 Kota Kulon, sekaligus mengedukasi serta mengingatkan kepada semua yang hadir supaya mengenali hukum, Jauhi hukuman. Sedangkan Kadisdik Garut memberikan himbauan termasuk kepada kepala sekolah yang hadir.

Dalam kesempatan ini, Kepala Kejari Garut memaparkan tentang pelaku serta korban bullying, dan meminta untuk menyetopnya, selain itu bullying ini ada hukumnya.

Menurut Kepala Kejari Garut, orang-orang yang membully itu adalah orang minder, tidak percaya diri, dan tak punya kekuatan yang ternyata malah berdampak buruk. Sedangkan yang dibully malah menjadi semakin kuat, bisa tetap mencerminkan rasa atau aura positif.

Maka dari itu, jika dibully harus tetap berpikir positif, tetap menggunakan akal sehat, karena orang-orang yang membully itu pasti akan sadar pada waktunya dan tidak akan melakukan pembullyan lagi. Jadi, jangan pernah merasa bahwa dia melakukan itu karena ingin membully atau menganiaya secara fisik ataupun secara psikis.

Ia ingin se Kabupaten Garut tidak ada sekolah yang membenarkan pembullyan atau perundungan kepada siapapun, bahkan ada yang bilang ternyata pembelian itu bukan hanya di sekolah saja, di luar juga banyak hal-hal yang ternyata membuat kita menjadi lebih harus hati-hati.

Oleh karena itu minta kepada semuanya untuk saling menguatkan diri, saling berpegangan tangan ketika ada yang melakukan pembullyan segera laporkan kepada guru, untuk kemudian ditindaklanjuti,

“Saya juga mohon sekali kepada para guru semua, kepala sekolah, jangan pernah ada toleransi kepada mereka-mereka yang melakukan pembullyan, berikan sentuhan dulu secara face to face, karena kadang mereka itu sebenarnya sedang mencari identitas, supaya mereka ini tetap berpegangan tangan kalian,” ucapnya.

Ia menyatakan SDN 2 Kota Kulon ingin sebagai duta Anti pembullyan, jadi kalau misalnya ada dengar yang membully segera laporkan kepada kepala sekolah agar segera disikapi secara cepat, tapi tidak reaktif, sentuh hati mereka yang diduga sebagai pelaku, cari sebabnya apa, karena bisa saja ternyata ada latar belakang yang harus dimengerti.

“Gunakanlah hati, karena sampai dengan sekarang ketika kekerasan terjadi tentunya itu akan berdampak buruk pada anak-anak didik kita,” pungkasnya.

Sementara Ade Manadin, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut mengatakan mengajar dengan rasa itu harus dimulai dari sekarang, karena kurikulum sekarang aplikasi. Dulu berbasis hardware sekarang software atau kelembutan.

Profil Pelajar Pancasila itu tidak akan tercapai, apabila di sekolah ada kekerasan, ada perundungan, dan sebagainya. Itu semua harus diawali dari kita, seorang pendidik, seorang kepala sekolah pengawas dan seterusnya sampai mengajar pemimpin dengan hati.

Ia meminta jangan berhenti menyuarakan kebenaran, jangan hanya melihat anak bertingkah laku seperti ini adalah kesalahan kenakalan, tidak. Ini adalah kecerdasan, yang salah di kita, ketika anak berperilaku menyimpang, kita menghukum anak dengan keinginan kita, bahwa anak itu kecerdasan yang belum teridentifikasi oleh kita semua.

Makanya kecerdasan anak itu bukan hanya otaknya saja, bukan hanya hatinya saja, tapi kecerdasan yang harus dimiliki yang harus ditetapkan oleh kita semua, diawali dengan metode dan model yang dimiliki guru, untuk mengawal kecerdasan-kecerdasan yang beragam.

“Mudah-mudahan kita tetap dijauhkan dari orang-orang yang zalim pada kita semua, dan mudah-mudahan berawal dari Kota Kulon bisa menular ke yang lainnya,” pungkasnya. ***Jajang Sukmana