KANDAGA.ID – Komputerisasi untuk Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di jenjang SD kembali jadi persoalan di beberapa satuan pendidikan, khususnya sekolah negeri. Misalnya di SDN 1-9 Sukamantri, Kelurahan Sukamenanti, Kecamatan Garut Kota yang terpantau di pelaksanaannya pada Selasa (10/10/2023).

Meski hanya sebagian satuan pendidikan sudah mendapatkan bantuan Chromebook tapi tetap kekurangan, akhirnya mereka pinjam pakai laptop milik guru atau kepala sekolah bahkan milik orang tua wali murid, sehingga pelaksanaan gladi ANBK berjalan lancar sesuai jadwal.

Selain itu, antusiasnya siswa kelas 5 untuk mengikuti gladi ANBK luar biasa tinggi, meskipun ada sedikit kendala tapi mereka mendapat bimbingan guru dalam mengoperasikannya.

Kesuksesan pelaksanaan ANBK ini tak lepas dari semangat tinggi kepala sekolah, dengan pinjam pakai laptop, PC, milik guru atau miliknya, ditambah Chromebook milik lain jenjang sekolah atau dari sekolah beda waktu pelaksanaannya, termasuk menunjuk penanggungjawab, proktor, teknisi yang benar-benar memiliki kompetensi dan berkualitas.

Tak sedikit kepala sekolah mengaku bersyukur pelaksanaan ANBK selama dua hari ini lumayan disibukkan, tapi lancar. Hanya saja tidak atau belum mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam hal ini komputerisasi. Padahal, kata mereka, untuk pembelajaran digitalisasi kedepannya sangat diperlukan termasuk untuk ANBK seperti ini.

Hal tersebut juga terpantau di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul, misalnya di SDN 1-3 Haurpanggung mereka melakukan pinjam pakai dan ada juga menutup kekurangan Chromebook bantuan pemerintah. Bahkan informasi yang didapat, Kasi Kurikulum Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Bambang Sumpena, S.Pd., memantau langsung pelaksanaan ANBK di kompleks SDN 1-2 Haurpanggung pada pukul 13.00 WIB.

ANBK merupakan salah satu instrumen yang sangat menentukan mutu satuan pendidikan termasuk program sekolah kedepannya secara baik, terarah, dan terencana. Sehingga semua kepala sekolah beserta guru-gurunya memutar otak mencari solusi dengan semangat menyukseskan ANBK namun sedikit resiko.

Intinya, pelaksanaan ANBK tiga tahun terakhir ini tak jauh berbeda yaitu kendalanya komputerisasi, dan membedakannya dari tahun 2021-2023 adalah sekolah yang tidak memiliki sarana prasarana ANBK, misalnya pada tahun 2022 satuan pendidikan mandiri serta mandiri menumpang itupun kalau sekolah tak keberatan ditumpangi. Sedangkan di tahun 2023 ini semua sekolah harus ANBK mandiri, meskipun tidak atau belum mendapatkan bantuan komputerisasi dari pemerintah. ***Jajang Sukmana