Bupati Garut Apresiasi Guru, Donasi Rp. 420 Juta untuk Palestina

KANDAGA.ID  – Pemerintah Kabupaten Garut menggelar upacara memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-78 sekaligus Hari Guru Nasional (HGN) ke-29 Tingkat Kabupaten Garut Tahun 2023 di Lapangan Otto Iskandardinata (Alun-alun) Kecamatan Garut Kota pada Sabtu (25/11/2023).

H. Rudy Gunawan, S.H., M.H., MP., Bupati Garut bertindak selaku inspektur upacara dengan komandan, Agus Junaedi, S.Pd. (Tarogong Kidul), sedangkan pembacaan teks Pancasila oleh Yani Suryani, S.Pd., pembacaan naskah pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 oleh Edi Supriyatna S.Pd.I., pembacaan ikrar Guru oleh Elin Agus Setiani, S.Pd, M.Pd., dan pembacaan sejarah singkat PGRI oleh Dr. H. Encep Suherman, M.Pd., pembacaan do’a oleh Drs. H. Rosad Abdullatif.

Dalam amanatnya, Bupati Garut membacakan pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, serta mengumumkan bahwa pihaknya telah menerima donasi sekitar Rp. 420 juta berasal dari para guru di Kabupaten Garut yang tergabung dalam PGRI. Bupati mengapresiasi empati luar biasa para guru terhadap warga Palestina yang mengalami penindasan dari zionis Israel.

“Terima kasih para Guru, kita mempunyai empati luar biasa terhadap muslim sausdara-saudara kita di Palestina, semoga ini menjadi amal ibadah bagi kita semua,” ucapnya.

Bupati Garut juga menyampaikan doa untuk para korban di Palestina, berharap agar mereka yang wafat dalam keadaan syahid, dan mendoakan keselamatan bagi warga Palestina serta semua kaum muslimin dan muslimat di dunia.

“Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu memberikan perlindungan kepada kita semua, khususnya warga Palestina,” ujarnya.

Puisi “Kepada Anak-Anak Palestina” karya Hadi AKS yang dibacakan oleh siswi SMPN 1 Kadungora, Azzahra Syalwalanisa, menambah nuansa doa dan solidaritas untuk Palestina dalam acara tersebut. Rudy mengapresiasi  penampilan puisi  Hadi AKS itu.

“Tentu kita kenapa di Hari Guru (ada doa bersama untuk Palestina), karena ini kan merupakan bagian dari komitmen anak-anak yang tadi dipuisikan ya, bahwa anak-anak di sana menjadi korban, maka empati anak-anak Garut yang dipuisikan, ini menjadi momentum sebagai satu solidiritas terhadap Palestina,” ungkapnya.

Di sisi lain, Hari Guru Nasional Tahun 2023, yang mengusung tema “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar,” membawa kebahagiaan bagi 6 ribu guru di Kabupaten Garut yang telah memiliki kejelasan status melalui Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Meski demikian, acara ini juga menjadi momen perpisahan bagi Bupati Garut dan Wakil Bupati Garut yang akan mengakhiri kepemimpinannya setelah hampir satu dekade pada akhir tahun 2023 ini. Ia menyampaikan salam perpisahan, mengakui kegembiraan para guru atas kejelasan status PPPK, sambil berharap warga Garut tetap dalam keadaan sehat.

“Tapi di samping ada kegembiraan juga kami sampaikan salam perpisahan, karena 10 tahun bersama mereka, mereka telah mengabdi, mereka kelihatannya juga mendoakan kita semua lah warga Garut dalam keadaan sehat wal’afiat,” pungkasnya.

Momen kebersamaan bupati bersama peserta upacara semakin meriah saat bupati mengajak semua yang hadir bersama-sama menyanyikan lagu “Kapan-kapan” yang dipopulerkan grup legendaris Koes Plus”.

Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Terimakasih Guruku (Padus SMPN 2 Garut), pembagian100  Bucket Bunga oleh Anak SD GIS Prima Insani. Orasi dan Puisi tentang Palestina oleh Azzahra Syawalanisa siswi SMPN 1 Kadungora  – Juara Harapan 1 Tingkat Jabar, beserta Guru  diiringi lagu Palestina dan pengumpulan donasi.

Bupati Garut atas nama Pemerintah Kabupaten Garut menyerahkan donasi dari keluarga besar Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut untuk Palestina sebesar Rp. 444.029.000 kepada Abdullah Efendi, Ketua Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Garut sebagai pihak penyalur dari bantuan kemanusiaan ini, dan disusul oleh Drs. H. Mahdar Suhendar, M.Pd., Ketua PGRI Kabupaten Garut menyerahkan sebesar Rp. 20 juta hasil pengumpulan donasi spontan di saat upacara ini.

Di momen ini, para juara tingkat Provinsi Jawa Barat ditampilkan diantaranya, Navika Rivalna – SDN 1 Haurpanggung Tarkid Juara 1 Lomba Ngabodor Sorangan Kategori Putra, Yusup Saputra SMPN 1 Cilawu – Juara 2 Nembang Pupuh, Phelipia Akhir Nazwa – SMPN 2 Garut Juara 2 Nembang Pupuh Putri, Melody Putri SMPN 2 Garut – Juara Harapan 2 Ngadongeng Puti.

Selain itu, pemberian uang kadeudeuh serta cinderamata bagi guru berprestasi, dan pembagian seragam lengkap kepada 300 siswa SD dan SMP, serta pemotongan tumpeng oleh Bupati dan Wakil Bupati Garut. Sedangkan opening ceremony Rampak Kendang oleh SDN 7 Regol Kecamatan Garut Kota.

Upacara diikuti diantaranya Wakil Bupati Garut, Ketua DPRD Garut, Ketua dan Wakil TP PKK Garut, Ketua PGRI Kabupaten Garut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut beserta jajaran, dan unsur Forkopimda lainnya, Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan se-Kabupaten Garut, Pengawas TK, SD, SMP, Penilik, Ketua SEGI Kabupaten Garut, Ketua PERGUNU Kabupaten Garut, Ketua FKDT, Ketua IGTK, KetuaHIMPAUDNI, Ketua Forum PKBM, Ketua HIPKI, Ketua FPLKP, Ketua APSI, dan Ketua AKSI, serta lebih dari 1.000 guru dengan berpakain batik PGRI dan biru dongker (HGN).

Terpisah, Ade Manadin, S.Pd., M.Pd., Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menyampaikan, donasi dari para guru untuk Palestina ini merupakan sebuah pendidikan karakter, bentuk kepedulian sebagaimana gelora merdeka belajar, guru penggerak, sekolah penggerak.

Menurutnya, ini adalah sebuah wujud nyata dari implementasi perwujudan kurikulum merdeka, semuanya peduli. Apalagi di Palestina kita tahu semua, bahwa zionis Israel sangat kejam membabi buta di Palestina.

“Alhamdulillah keluarga besar guru di Kabupaten Garut, peserta didik, orang tua bersatu sama-sama mengumpulkan donasi, dan terkumpul sebesar Rp. 444.029.000 yang hari ini diserahkan oleh Bapak Bupati Garut kepada Baznas untuk disalurkan,” terangnya.

Ia mengucapkan terimas kasih kepada seluruh guru, wartawan, dan LSM yang ada di Kabupaten Garut dan semua pihak yang telah mendukung Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Ia berharap, pendidikan Garut tetap berkarakter, berakhlak mulia, terutama berefek pada peserta didik yang ada di Kabupaten Garut, sayang pada guru, sayang pada orangtuanya.

Selai itu, ia mengungkapkan, bupati dan wakil bupati Garut memberikan empat buah motor, dan dari Bank Jabar Banten (BJB) memberikan penghargaan kepada guru-guru yang telah meninggal dunia kepada anak-anak yatimnya masing-masing sebesar Rp. 5 juta, ada 10 orang. Dan juga Laptop dari Pak Bupati ada 13 unit, dan dari bjb 7 unit.

“Terima kasih PGRI, SEGI, dan semuanya yang telah mendukung acara ini sangat luar biasa,” ucapnya.

Menurutnya, di momen hari ini bukan hanya memeriahkan, tapi khidmat kita semua konsen terhadap Palestina.

“Alhamdulillah walaupun spontan hari ini kata panitia ada 20 juta yang terkumpul terkait dengan donasi palestina,” terangnya.

Ia mengucapkan terimakasih kepada semua guru, titip anak-anak semuanya, mengajar dengan ikhlas, mengajar dengan hati, itulah yang harus kita tanamkan pada masing-masing guru.

“Hari sekarang sangat luar biasa dengan tema yaitu Bergerak bersama Rayakan Merdeka Belajar,” pungkasnya.

Di tempat lain, Ketua PGRI Kabupaten Garut menanggapi ada tiga pakaian berbeda dikenakan dalam momen ini, terutama yang mengenakan pakaian batik PGRI serta biru dongker yang masing-masing pakaian berkumpul berdasarkan kecamatan.

“Acara ini adalah momen penting walaupun satu rangkaian, dan HGN itu awalnya PGRI, namun karena banyak guru yang bukan anggota PGRI dan tidak terakomodir oleh PGRI. Maka lahirlah Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional bahwa hari PGRI adalah momen hari guru, sehingga semua guru dihargai, apalagi PGRI yang pokok,” ungkap H. Mahdar.

Ia mengakui perbedaan baju yang dikenakan tersebut merupakan instruksi dari pihaknya sebagai bentuk penghargaan kepada HGN. Contohnya mengundang Kecamatan Garut Kota, Cilawu, Karangpawitan itu berpakain HGN, dan hanya Garut yang punya pakaian itu.

“Kami instruksikan Kecamatan Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Bayongbong, dan Samarang berpakaian batik PGRI, dan Korwil serta Pengawas berpakaian adat,” terangnya.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa Bupati Garut telah mengeluarkan aturan pakaian guru PNS, misalnya Senin memakai baju keki, Selasa-Kamis memakai baju biru dongker. Dan baju biru dongker ini selalu dipakai untuk pelantikan, ini instruksi bupati.

“Padahal momen ini seharusnya atau wajibnya berpakai adat (Sunda) menurut Mendikbud, tapi kami menyikapinya hanya sebagian seperti korwil dan pengawas berpakaian adat. Jadi tiga unsur tadi terakomodir,” pungkasnya.

Momen HUT PGRI ke-78 dan HGN ke-29 ini pun mendapat tanggapan Edi Sutrisno, S.Pd., M.Pd., Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Tarogong Kidul mengaku haru atas terselenggaranya upacara yang sangat luar biasa,  dan menghargai jasa serta dedikasi para guru yang berbakti tanpa mengharap balas jasa.

“Hidup PGRI, Hidup Guru, mudah-mudahan amal dan bhaktimu menjadi ragi bagi para generasi berikutnya,” ungkapnya.

Ia juga mengcapan terima kasih atas dedikasi dan loyalitas guru purna tugas yang dapat dikenang sepanjang waktu.

“Kau adalah pelita bagi para siswa dikala kegelapan, hingga kau menjadikan siswa berpeluang dan berkesempatan untuk berkreasi menuju Indonesia Maju,” pungkasnya.  ***Jajang Sukmana