kandaga.id – Sebanyak 16 pelopor SMPN 1 Kadungora, yang tergabung dalam Gerakan Literasi Nasional (GLN) angkatan pertama menerima sertifikat dari GLN Gareulis Jawa Barat yang diserahkan oleh Kepala SMPN 1 Kadungora, H. Kuswara, S.Pd., M.Pd., pada upacara pagi di lingkungan sekolah, Senin (01/11/2021).

Usai upacara, Pembina GLS, Eti Rosmiati, S.Pd., mengucapkan syukur Alhamdulillah, bapak kepala sekolah dengan penuh antusias menyerahkan sertifikat GLN kepada kami, yang sangat bermanfaat untuk mengikuti berbagai webinar atau diklat serta dalam menghadapi tantangan.

Eti menceritkan kegiatan GLN Gareulis Jawa Barat yang diikutinya berawal dari informasi kepala sekolah yang juga turut serta webinar awal sekaligus menindaklanjutinya, bahwa telah mendaftarkan sebagai tim sebanyak 16 orang, terdiri dari 1 tim literasi, komite 1 orang, orang tua 2 orang, guru 2 orang dan siswa sebanyak 10 orang.

“Jadi dalam kegiatan GLN Gareulis Jawa Barat ini yaitu guru, siswa, masyarakat, dan keluarga menulis dan berinteraksi, untuk wujudkan Jawa Barat Juara Literat,” ujar Eti.

Karena kegiatan ini dilaksanakan pada masa awal-awal pandemi, tentu saja membuat sedikit kesulitan dalam merekrut anggota. Tetapi terang Eti, berkat kerjasama akhirnya mendapatkan 16 orang sebagai tim.

“Alhamdulillah bulan ke-1 melalui Zoom, kami diharuskan untuk mengikuti kegiatan Diklat literasi yang mana Diklat ini untuk guru dan tim literasi masing-masing 9 kali, untuk orang tua, komite dan peserta didik masing-masing 4 kali,” terang Eti.

Dari webinar ke webinar kurang lebih 3 minggu sekali, yang diikuti secara terus-menerus oleh semua tim. Akhirnya peserta didik, orang tua, dan komite mendapatkan masing-masing 4 sertifikat, sedangkan tim literasi dan guru mendapatkan sebanyak 9 sertifikat.

Menurut Eti, kegiatan GLN Gareulis Jawa Barat ini, adalah kegiatan yang bukan hanya membaca tetapi harus juga berkarya, diantaranya tantangan itu kami di haruskan membuat pantun misalnya, diharuskan untuk membuat puisi, cerita pendek, Carita Pondok bahkan sampai ke pembuatan best practice untuk guru, dan juga cerita bahasa Inggris.

“Tentunya saja karena antusias kami, meskipun khususnya di bahasa Inggris kami mendapatkan kesulitan, tetapi Alhamdulillah semuanya sudah bisa kami laksanakan,” ucapnya.

Dirinya berharap dengan adanya GLN Gareulis Jawa Barat ini dapat menarik minat baca dan harus jadi budaya, karena dasar dari semua pelajaran khususnya di sekolah adalah dari membaca. Dan untuk memberikan contoh pentingnya membaca, kadang pihaknya membaca di hadapan dan memperlihatkan kepada anak-anak.

“Membaca itu sehat, diantaranya menambah pengetahuan, bisa meningkatkan daya pikir, dan memperbanyak pembendaharaan kosa kata, dan lain-lain,” ujar Eti, bahkan lanjut Eti, pihaknya pernah mengundang beberapa orang tua mendiskusikan tentang literasi ini, ternyata para orang tua sangat antusias, bahkan sampai ada menghibahkan buku, supaya perbendaharaan buku di sekolah semakin banyak.

Untuk sementara ini, ucap Eti, karena situasi barang kali masih pandemi, kemudian jadwalnya PTMT hanya setengah dari siswa. Pihaknya baru mulai merintis kembali, karena membaca ini harus habits di sekolah SMPN 1 Kadungora.

“Insyaallah kedepannya kami dari SMP 1 Kadungora, lebih eksis lagi barangkali di literasi dan numerasi,” pungkasnya. ***Jajang Sukmana