HASANUDDIN

TAK ada yang menarik dari angka statistik Indek Pembangunan Manusia (Human Development Index) Kabupaten Garut yang masih berada di urutan terendah di Jawa Barat.

Sesuatu yang terjadi sudah lama, menahun, dan bukan hal baru.

Oleh sebab itulah Kabupaten Garut selalu “mendapatkan prestasi” Kabupaten tertinggal di Jawa Barat.

Sesuatu yang Biasa saja

Yang luar biasa adalah respon Bupati Garut, Rudi Gunawan yang marah pada pejabat birokrat atau bawahannya terhadap situasi ini.

Mengapa luar biasa?

Luar Biasa Pertama
Dari pernyataan sekilas sebagaimana diberitakan di Harian Garut, dan media lainnya hari ini, pejabat dibawah dianggap pihak yang bersalah terhadap angka statistik IPM yang rendah.

Bupati dengan cepat menemukan faktor penyebab IPM Rendah, akibat Pejabat dibawahnya “tidak bekerja secara serius dan sungguh-sungguh” menangani Pendidikan, Kesehatan dan ekonomi di daerah sebagai hal dasar terhadap kualitas hidup manusia.

Pemerintah Daerah berkewajiban mensejahterakan segenap rakyat didaerahnya, menjadi nilai dasar argumen ini.

Normanya, terletak pada tugas pokok dan fungsi pejabat yang melaksanakan urusan yang menjadi kewenangannya., dan;

Nilai dasar dan norma inilah menjadi basis kemarahan Bupati, yang dianggap tidak dilaksanakan pejabat dibawahnya.

Luar Biasa Kedua
Pejabat dibawah Bupati adalah pejabat administratif, meskipun setingkat kepala dinas, termasuk sekda merupakan pejabat administratif.

Dalam kerangka dan ruang lingkup kebijakan daerah, perangkat administratif ini hanyalah pelaksana atau sebagai satuan kerja.

Yang menjadi pelaksana kebijakan kepala daerah, atau Bupati.

Bupati sebagai pengambil kebijakan, menggunakan pejabat administratif untuk melakukan otokritik atau upaya mawas diri, atau menggunakan cermin bawahannya, untuk tujuan melihat rupa dirinya. Disinilah letak luar biasa kedua.

Luar Biasa Ketiga
IPM adalah tolak ukur dan penilaian terhadap suatu kebijakan terintegrasi yang memiliki basis konsep pilihan strategi pembangunan.

Dimana Bupati dipilih karena memiliki janji politik perubahan mempercepat perbaikan terhadap kondisi suatu masyarakat.

Berbeda dengan birokrat yang tidak memiliki janji itu, sebab semata menjalankan roda administratif secara efektif, efisien dan akuntabel.

Luar Biasa ketiganya terletak pada hal ini, menyalahkan hal administratif, tapi lupa siapa pengambil kebijakannya.

Hasanuddin