GARKOT, (kandaga.id).- Dalam upaya menyamakan persepsi di pelaksanaan kurikulum merdeka dan keingintahuan seperti apa yang sebenarnya, SMPN 3 Garut mendapatkan anugerah dari hasil silaturahminya dengan narasumber Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yaitu Hj. Lili Nurlaili, M.Ed..

Beliau merupakan mantan Atase Pendidikan RI di Philipina dan mantan pegawai Puskur Kemendikbud, yang dikenal Kepala SMPN 3 Garut, Agus WF ketika dirinya menjabat Kepala Sekolah Indonesia Davao City (SID) di Filipina sejak Agustus 2016 yang lalu.

Hj. Lili Nurlaili, M.Ed

Workshop dilaksanakan di ruang guru SMPN 3 Garut dengan peserta kepala sekolah dan seluruh guru SMPN 3 Garut, kepala/wakil kepala SMPN 2 Cilawu, kepala SMPN 4 Karangpawitan, yang dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, H. Mohamad Yusup Sapari, S.Pd., M.M.Pd., mewakili kepala dinas, beserta Pengawas Pembina, Sony Mulyadi Supriadi, S.Pd., MM., (Koordinator MKPS SMP), dan dihadiri tim penerbit berlisensi nasional, Yudhistira, Rabu (22/02/2023).

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, H. Mohamad Yusup Sapari, S.Pd., M.M.Pd., saat membuka workshop IKM.

Sekdis, H. Yusup Sapari mengatakan, narasumber Hj. Lili Nurlaili, M.Ed., ini sudah diakui dunia, dan beliau yang membuat kurikulumnya. Jadi SMPN 3 Garut harus lebih maju dari sekolah yang lain, karena yang memberikan materinya yang sangat luar biasa.

“Mudah-mudahan nantinya membawa dampak di Kabupaten Garut, dan semoga dari workshop ini ada guru yang terpilih untuk jadi pelatih guru,” ujarnya.

Kepala SMPN 3 Garut, Agus WF saat memberikan penjelasan maksud dan tujuan dilaksanakannya workshop IKM.

Sementara Agus WF mengatakan, workshop ini untuk peningkatan proses KBM masa datang, khususnya di SMPN 3 Garut umumnya di Kabupaten Garut.

Saat ini SMPN 3 Garut menggunakan IKM mandiri belajar dengan opsi menggunakan kurikulum 2013 tapi di bagian-bagian esensinya di kurikulum Merdeka digunakannya.

Tetapi tentang Kurikulum Merdeka di SMPN 3 Garut ini terjadi tiga pemahaman berbeda yaitu yang sudah paham betul dan bisa mengaplikasikan apa yang dipahaminya di kelasnya masing-masing, ada juga yang pemahamannya sedang-sedang saja tapi berusaha melaksanakan IKM, dan ada juga yang tidak paham sehingga tidak dilaksanakan.

“Mudah-mudahan dengan workshop ini, dari tiga golongan tadi bisa tercerahkan, dan tak hanya itu, saya bersyukur kepada Allah SWT., berkat silaturahmi dengan Ibu Hj. Lili Nurlaili, segala sesuatu ditanggung oleh beliau, dan tidak MoU, semuanya lillahi ta’ala,” pungkasnya. ***Jajang Sukmana