TARKID, (kandaga.id).- Dinas Pendidikan Kabupaten Garut melakukan sosialisasi IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) Muatan Lokal (Mulok) Bahasa Sunda di Aula PGRI Cabang Tarogong Kidul, Kamis (24/11/2022).

Sosial dikhususkan kepada 50 guru dari perwakilan sepuluh kecamatan yaitu dari Kecamatan Garut Kota, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Cilawu, Karangpawitan, Samarang, Banyuresmi, Bayongbong, Leles, dan Kecamatan Kadungora.

Secara resmi, Kasi Kurikulum Bidang SD, Bambang Sumpena, S.Pd., atas nama Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, membuka kegiatan sosialisasi dan dihadiri Korwil, Edi Sutrisno, S.Pd., M.Pd., serta unsur pengawas dilingkungan Bidang Pendidikan Kecamatan Tarogong Kidul, dengan MC Ketua MGMP Bahasa Sunda, Ema Nurjamilah, S.Pd.SD., M.M.

Sosialisasi ini sangat penting khusus bagi para guru bahasa Sunda, karena dalam penggunaan bahasa Sunda di kalangan siswa sudah tak beraturan bahkan kasar.

Untuk itulah, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut sengaja mengumpulkan perwakilan dari sepuluh kecamatan terpilih, yang nantinya akan dijadikan rujukan sekolah-sekolah lain di Kabupaten Garut dalam mengimplementasikan bahasa Sunda.

“Sosialisasi ini sebagai langkah awal, mudah-mudahan dapat jadi motivasi, ide atau penyemangat untuk bangkit, minimal bisa menerapkan sedikit banyak bahasa Sunda yang baik dan benar kepada siswa,” harapnya.

Sebelum siswa, sudah barang tentu gurunya sendiri yang harus memulainya sendiri dalam kesehariannya menggunakan bahasa Sunda. Dan pemerintah sudah mengawalinya melalui Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang sudah jadi agenda rutin setiap tahun.

Nah, dengan adanya program dari dinas pendidikan ini, mudah-mudahan meskipun hanya sedikit tapi jadi motivasi untuk membangkitkan kembali bahasa Sunda.

Meskipun tengah ramai mengunakan Kurikulum Merdeka, jangan merasa takut kalah, karena bahasa daerah itu khususnya bahasa Sunda, merupakan cirinya suatu bangsa.

Dalam Kurikulum Merdeka terdapat Program Pembentukan Profil Pelajar Pancasila (P5), diantaranya religius, dan mandiri. Nah, berangkali untuk menerapkan karakter itu menggunakan bahasa daerahnya, yaitu bahasa Sunda.

“Kalau tidak dimulai dari para guru yang membimbing dan membina anak-anak didik kita, siapa lagi. Jangan sampai kita kalah dengan bahasa Nasional, meskipun itu juga diperlukan,” pungkas Kasi Bambang.

Sementara Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Tarogong Kidul, Edi Sutrisno meminta kepada seluruh peserta agar memperhatikan dengan seksama yang disampaikan oleh narasumber. Karena kata Edi, hingga kini pelajaran Bahasa Sunda di sekolah masih abu-abu, kadang diajarkan kadang tidak.

Untuk itulah, melalui sosialisasi ini diharapkan kurikulum bahasa Sunda digunakan, terutama di sekolah-sekolah jenjang SD.

Selain itu, dengan selesainya sosialisasi ini, diharapkan tidak ada lagi yang mengatakan tidak ada kurikulumnya. Karena sudah ada, termasuk capaian pembelajarannya.

“Mudah-mudahan dalam sosialisasi ini, ada niatan lagi, bahwa bahasa Sunda itu wajib diajarkan di sekolah, baik bahasa, seni ataupun budayanya,” pungkas Korwil Edi. ***Jajang Sukmana