kandaga.id – Semangat dan keinginan yang tinggi, namun kondisi tak mendampingi, berpikir keras mencari solusi, akhirnya tergapai walau merugi.

Itulah yang tergambar dari SDN 2 Sukanegla, Kecamatan Garut Kota, dengan semangat Gerakan Ayo Masuk Sekolah, dalam memenuhi syarat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pihaknya berkorban waktu dan finansial asalkan tercapai demi melayani masyarakat.

Kepala SDN 2 Sukanegla, Aris, S.Pd.SD mengungkapkan, dirinya membangun bak penampungan air untuk memenuhi kebutuhan dan kesehatan 142 peserta didiknya serta dua sekolah di lingkungannya.

“Dalam persyaratan untuk PTM yang dimulai Senin, 19 April 2021 baru lalu itu, salah satunya sekolah wajib mempunyai tempat cuci tangan dengan air yang mengalir. Kami terkendala dengan itu. Kami juga sudah berupaya mengajukan dan sudah ada yang survei dari PUPR untuk pengadaan air, namun hingga saat ini tidak ada realisasinya,” keluhnya, Jumat (23/4/2021).

Karena desakan dan kebutuhan akhirnya Aris memutuskan membangun bak penampungan air dengan memakan biaya lebih dari 5 juta rupiah. Belum lagi biaya untuk paralon, mesin penyedot air, dan lainnya. Bahkan pihkanya terpaksa membeli mesin penyedot baru, karena yang sudah dibeli masih baru hilang bersama dispenser, ember.

“Untuk mengisi bak penampungan air kami membelinya dari PDAM seharga 250.000 per 4000 liter,” ungkap Aris usai memasang dua bak penampung dekat dengan ruang kerjanya, dilanjutkan mengukur dan memasang paralon untuk pengaliran air.

Dirinya mengatakan, bukannya tidak ada keinginan untuk memasang sarana prasarana protokol kesehatan yang permanen, namun keamanan tidak menjamin. Untuk itu, Aris memohon pertimbangan dari pihak terkait agar memakluminya. (Jajang Sukmana)***