KANDAGA.ID – Mungkin hanya SMKN 1 Garut yang mendapat prestasi luar biasa dengan mendapat kunjungan sekaligus dari tujuh SMK dari Jakarta, dan dipastikan membawa nama baik KCD Pendidikan Wilayah XI Provinsi Jawa Barat.

Adapun ketujuh sekolah tersebut yaitu, SMKN 49 Jakarta, SMKN 15 Jakarta, SMK Darul Ma’arif, SMK Wiyata Mandala, SMK Sari Putra, SMK Yaspi Jaya, dan SMK Tanjung Priok 2.

Kedatangan rombongan yang dipimpin Kepala SMKN 49 Jakarta, Dra. Ani Kristiani, M.Pd., ini disambut langsung dengan ramah oleh Kepala SMKN 1 Garut, H. Bejo Siswoyo, STP., M.Pd., menuju aula terbuka Sasana Wibawa Mukti SMKN 1 Garut, Jl. Cimanuk No. 309A, Tarogong Kidul, Rabu (18/5/2022).

H. Bejo mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada rombongan SMK dari Jakarta, atas kunjungannya yang luar biasa. Dan ini merupakan suatu kehormatan bagi SMKN 1 Garut, dapat bersilaturahmi dalam merekatkan hubungan antara SMKN 1 Garut dengan SMK DKI Jakarta.

Dirinya berharap, silaturahmi ini terus berlanjut dan mudah-mudahan berawal dari kunjungan ini menghasilkan hal positif untuk kemajuan SMK kedepannya.

Sementara itu, Dra. Ani Kristiani mengaku tertarik pada SMKN 1 Garut saat kegiatan webinar tentang logistik, kemudian browsing. Dan dari situlah SMKN 1 Garut untuk dijadikan tempat belajar.

“Kebetulan di DKI Jakarta ada enam sekolah baru membuka kompetensi manajemen logistik. Dan SMKN 1 Garut ini bisa dikatakan tertua di manejemen logistik karena sudah punya kelas XIII,” ujar Dra. Ani Kristiani.

Dalam kunjungan ini tergambar rasa kebersamaan diantara sesama SMK dengan penuh kekeluargaan, merekatkan satu tujuan dalam mencetak anak bangsa yang cerdas, terampil, dan siap untuk bekerja, melanjutkan dan wirausaha.

Dengan niatan yang pasti, kedatangan tujuh SMK dari Jakarta ini membawa misi menggali informasi dari SMKN 1 Garut yang sudah punya pengalaman di bidang manajemen logistik dan sekolah.

Dari kunjungan ini, banyak informasi yang didapatnya bahkan diluar ekspektasi, malah lebih, selain belajar manajemen logistik juga belajar banyak hal dari SMKN 1 Garut, semisal pembelajarannya, hubungan dengan industri, PKL-nya, dan juga magang guru.

Oleh-oleh dari kunjungan ke SMKN 1 Garut ini untuk di implementasikan oleh enam sekolah masing-masing, meskipun keenam sekolah itu ada negeri dan swasta dengan mempunyai permasalahan yang berbeda-beda pula. Tapi, kata Dra. Ani Kristiani, dari kesemuanya permasalahan yang dihadapi, baik negeri maupun swasta, semuanya juga pernah dialami SMKN 1 Garut ini.

Dia mencontohkan masalah guru, dengan latar belakang yang berbeda-beda, khususnya untuk manajemen kompetisi logistik, kemudian ruang kelasnya, rasio antara ruang kelas, teori dengan rombel itu tidak sama. Sehingga perlu teknik tersendiri supaya pembelajaran bisa berjalan.

Kemudian juga terkait ruang praktek siswa untuk logistik, yang dalam bayangan kita-kita seperti di gudang atau semacamnya. Kalau sekolah harus mengadakan seperti itu, kata Dra. Ani Kristiani, agak repot.

“Ternyata oleh kepala SMKN 1 Garut diberikan contoh, solusi. Oh ternyata begini caranya,” ujar Dra. Ani Kristiani

Menurut Dra. Ani Kristiani, pada umumnya membuka manajemen logistik pada sekolah diwilayahnya itu ada tiga.

Pertama, karena memang kebutuhan, karena rata-rata sekolah berada di sekitar daerah pergudangan, distribusi (Jakarta Utara), disana ada KBN Cakung, KBN Marunda, KBN CICT dan lain sebagainya.

Kedua, memang sosial kultur dari masyarakat, terutama orang tua maunya anak-anak itu kalau PKL dekat rumah.

Ketiga, bahwa untuk kompetensi keahlian pada bidang bisnis manajemen itu semakin lama semakin jenuh, dibutuhkan tidak banyak, sehingga akhir-akhir ini jumlah rombelnya dikurangi dari tiga menjadi dua hingga satu.

“Kalau rombelnya dikurangi, otomatis gurunya pun harus dicarikan solusi, apalagi guru tersebut sudah tersertifikasi, tentu harus dicarikan yang linier,” pungkasnya.

Terlihat dalam diskusi penuh keakraban, mereka saling berbagi pengalaman dan candaan, sehingga gelak tawa pun tak terelakkan. ***Jajang Sukmana