Pada tanggal 3 dan 4 Mei 2021, Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Garut bekerjasama dengan Relawan TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) Kabupaten Garut mengadakan Kegiatan Kolaborasi yang dinamai PESAN TI DUHRI (Pesantren Teknologi Informasi Dua Hari) dalam memperingati HARDIKNAS 2021, dengan Tema: “TIK untuk Pendidikan”. Acara tersebut dibuka oleh Nono Kartono, ST sebagai Ketua IGI Kabupaten Garut bersama Muhammad Rikza Nashrulloh, M.Kom selaku Ketua Pengurus Cabang Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Kabupaten Garut, dilanjutkan sambutan oleh Rinda Cahyana, MT sebagai Divisi Penelitian dan Teknologi Pengurus Pusat Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (R-TIK) Indonesia. Hadir dalam acara pembukaan tersebut, Sukanda, S.Pd selaku Leader GEG (Goggle Educator Grup) Kabupaten Garut sekaligus Dewan Pembina Ikatan Guru Indonesia Kabupaten Garut.

Dalam Laporannya Muhammad Rikza Nasrullah mengatakan Relawan TIK Indonesia cabang Garut dengan segala aktifitasnya yang diisi dengan jiwa dan filsafat hidup, bergerak dan menggerakan, hidup dan menghidupi, berjuang dan memperjuangkan masyarakat dan ummat, demi terwujudnya masyarakat informatif, atas dasar tersebut bersama dengan IGI Garut dan dukungan dari Sekolah Tinggi Teknologi Garut, SMK Ciledug, GEG Garut, Komtik Garut, Edutech Madrasah dan Bebras STT-Garut, Alhamdulillah Pesan TI Duhri (Pesantren TIK Dua Hari) dapat terselenggara dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional, Pesan TI Duhri mengusung tema TIK untuk Pendidikan.

Dalam sambutannya Nono Kartono bahwa IGI Kabupaten Garut bersinergi dengan semua pihak dalam meningkatkan kompetensi mutu Guru salah satunya dengan Relawan TIK Indonesia cabang Garut yang di dukungan berbagai pihak diantaranya dari Sekolah Tinggi Teknologi Garut, SMK Ciledug Al Musaddadiyah, GEG Garut, Komtik Garut, Edutech Madrasah dan Bebras STT-Garut, Alhamdulillah Pesan TI Duhri (Pesantren TIK Dua Hari) dapat terselenggara dengan baik yang diwujudkan dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional tahun 2021, dengan selogan mari serentak bergerak, mewujudkan merdeka belajar.

Pendidikan tetaplah pendidikan, kita harus belajar apapun kemudian memutuskan mana yang akan kita ikuti karena pendidikan bukan persoalan hitam atau putih, barat atau timur, pendidikan adalah manusia itu sendiri. Bagaimana kita bisa memulyakan manusia. IGI Garut selalu pegang teguh prinsip DKA (Dinas Karena Alloh) yang bisa KEPO (kembangkan potensi) dan baper (bawa perubahan).

Tahap awal pasca peringatan Hardiknas ini IGI Garut dan Relawan TIK Garut mengadakan Pesan TI Duhri mengusung tema TIK untuk Pendidikan. Semoga ini menjadi langkah awal dalam mendorong merdeka belajar yang didasari prinsip-prinsip pengembangan Literasi digital, Berpikir dengan landasan Komputasi atau Informatika (Komputasional Thinking), Internet of things (IoT) dan etika digital.

Kegiatan hari pertama Pesan TI Duhri tersebut diisi dengan Materi Digital Literasi oleh Leni Fitriyani, M.Kom. Literasi digital dan informasi adalah keterampilan, pengetahuan dan pemahaman yang mendukung kemampuan kita untuk belajar, melakukan penelitian dan mengajar di era digital. Penting agar para siswa dan staf LSE mengembangkan praktik yang kritis, kreatif, cerdas dan aman saat terlibat dengan informasi di lingkungan akademis. (Definisi LSE).

Adapun Dampak Positif: Perkembagan teknologi yang sangat pesat, Semakin berkembangnya layanan dan fasilitas berbasis internet, Memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi. Dampak Negatif: Pencurian data dan informasi rahasia terhadap suatu perusahaan, organisasi dan negara, Meningkatnya pelanggaran privacy seseorang, Meningkatnya penipuan secara digital, Pornografi, kekerasahan yang ditampilkan untuk konsumsi publik.

Adapun Manfaat dari adanya literasi digital: Menghemat waktu, Belajar lebih cepat, Menghemat uang, Membuat lebih aman, Senantiasa memperoleh informasi terkini, Selalu terhubung, Membuat keputusan yang lebih baik, Dapat membuat anda bekerja, Membuat lebih bahagia, dan Dapat mempengaruhi dunia.

Kesimpulan Bahwa dalam literasi digital itu bukan hanya sekedar kemampuan mencari, menggunakan dan menyebarkan informasi dalam berbagai format dari sejumlah besar sumber daya. Akan tetapi, diperlukan kemampuan dalam membuat informasi dan evaluasi kritis, ketepatan aplikasi yang digunakan dan pemahaman mendalam dari isi informasi yang terkandung dalam konten digital tersebut.

Disisi lain literasi digital mencakup tanggung jawab dari setiap penyebaran informasi yang dilakukannya karena menyangkut dampaknya terhadap masyarakat.

Materi berikutnya mengenai Computational Thinking yang disampaikan oleh Dewi Tresnawati, MT. sebagai Koordinator Bebras Biro Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Computational Thinking merupakan proses berpikir yang terlibat dalam merumuskan masalah dan solusinya sehingga solusi tersebut direpresentasikan dalam bentuk yang dapat dilakukan secara efektif oleh agen pengolah informasi.

COMPUTATIONAL THINKING Mencari solusi yang efisien dan efektif dari persoalan manusia di sekitarnya. CT membuat manusia menjadi kreatif dan inovatif, untuk menghasilkan solusi-solusi persoalan kompleks dunia society 5.0.

Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang bertujuan untuk mempromosikan Computational Thinking (Berpikir dengan landasan Komputasi atau Informatika), di kalangan guru dan murid mulai SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA serta untuk masyarakat luas.

Bebras Indonesia adalah kegiatan untuk memasyarakatkan computational thinking dengan pendekatan Bebras di Indonesia, yang dikelola National Bebras Organization (NBO) bermitra dengan Perguruan Tinggi regional. Perguruan Tinggi mengkoordinasi sekolah-sekolah.

Tantangan Bebras (Bebras Challange) • Tantangan Bebras merupakan kegiatan kompetisi secara daring (online). • Tantangan Bebras bertujuan agar siswa belajar Computational Thinking selama maupun setelah lomba. • Tantangan Bebras menyajikan soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional.

Kemampuan Guru-Guru harus mumpuni, menguasai materi dan dapat menyampaikan dengan cara yang mudah dipahami, dengan atau tanpa teknologi (“unplugged”). Untuk membentuk siswa dengan kemampuan abad ke-21, dibutuhkan guru yang mampu berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, dan berkomunikasi dengan baik. Guru mampu memanfaatkan resources yang banyak tersedia dan memakai sesuai lisensi (legal) dan beretika. Guru perlu bekerja efisien, efektif dan optimal dengan memanfaatkan platform dan tool tersedia.

Hari kedua Pesan TI Duhri menyajikan materi Internet of things (IoT) oleh Sukanda, S.Pd., dimana Internet of things adalah suatu konsep dimana sebuah perangkat memiliki kemampuan untuk mengirimkan data melalui jaringan tanpa menggunakan bantuan perangkat komputer, misalnya dengan menggunakan QR code dan NFC. Pengembangan IoT saat ini ada pada beberapa sektor seperti industri, transportasi, perdagangan, rumah, pendidikan, dan lain-lain. Dalam dunia Pendidikan IoT dapat digunakan misalnya untuk membuat absensi atau soal pelajaran dengan menggunakan bot. Perangkat keras yang digunakan untuk membuat IoT misalnya nodemcu, arduino,dan rashberry.

Turut serta dalam acara tersebut disuguhkan tentang materi Digital Ethics oleh Rinda Cahyana, MT., Yang menjadi pembicara utama dimana materi Etika Digital mempunyai prinsip dasar Ethics: Tanggung Jawab, Akuntabilitas, Kewajiban. dan menyangkut beberapa masalah:

  1. masalah privasi: terkait pengumpulan, penyimpanan, dan penyebarluasan informasi tentang individu.
  2. Masalah properti: terkait kepemilikan, dan nilai informasi.
  3. Masalah aksesibilitas: terkait siapa yg seharusnya memiliki akses ke informasi dan apakah mereka harus membayar informasi tersebut.
  4. Klasifikasi Data dan Dokumen (Unclassified, Low, Medium, High)

Etika Jaringan: jangan habiskan waktu orang untuk sesuatu yangg tidak penting/ tidak bermanfaat, jangan mengatakan apapun kepada seseorang secara daring yg anda tidak ingin mengatakannya dihadapannya.
Aturan Etika Jaringan: Baca FAQ, Hindari flaming, Jangan SHOUT, Hati-hati dengan candaan, Hindari sikap ceroboh, Jangan mengirim lampiran file yang besar, Membalas dengan relevan, dan Jangan Overforward.

Kode etik merupakan prinsip yang mengacu pada penilaian benar dan salah. Prinsip benar dan salah suatu kode etik harus berdasar pada fakta yang valid. Isu kode etik di internet

  1. Malasah privasi, terkait pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi individu. Jangan asal menyebarkan informasi pribadi di media sosial, pilih informasi apa saja yang aman untuk disebarkan. Potensi pelanggaran privasi dapat terjadi dari diri sendiri.
  2. Masalah akurasi, terkait keaslian, ketepatan, dan dan akurasi informasi yang dikumpulkan dan diproses. Informasi yang kita peroleh melalui internet atau media lain perlu dipastikan kebenarannya. Informasi yang tidak tepat akan merugikan diri sendiri dan orang lain. 3. Masalah properti, terkait kepemilikan dan nilai informasi. Dalam menggunakan konten yang tersebar di internet pastikan terlebih dahulu status hak cipta dari konten yang akan digunakan, apakah bebas digunakan, harus izin dari pemilik, atau harus membayar kepada pemilik. Perangkat lunak yang kita gunakan ada yang dapat digunakan secara gratis maupun berbayar. 4. Masalah aksesibilitas, terkait siapa yang seharusnya memiliki akses ke informasi dan apakah mereka harus membayar untuk dapat mengakses informasi..

Kegiatan Pesan TI Duhri tersebut ditutup dengan door Prize pulsa dan testimoni berupa pesan dan harapan peserta. Dimana peserta yang hadir terdiri dari beberapa daerah di Indonesia dan Kabupaten Garut pada khususnya. Pesan TI Duhri dihadiri oleh Peserta yang terdiri peserta dari IGI, R-TIK, GEG & Komunitas TIK lainnya bagi di Garut Maupun di Luar Kabupaten Garut.

Adapun peserta yang berasal dari Kabupaten Garut yaitu Komunitas EduTech Madrasah, STT Garut, STAI Persis Garut, STIE Yasa Anggana Garut, SMK Ciledug Al Musaddadiyah Garut, SMAN 7 Garut, SMK Negeri 14 Garut, SMK Darul Mukminin, SMKS Santana 2 Cibatu, SMK Pasundan 2 Garut, SMK Al-Mukhtariyah, SMK Al Ghifari Banyuresmi, MTsN 1 Garut, SDIT Al Bayyinah, SDIT Al Furqon, SD Garut Islamic School Prima Insani, SDN 3 GIRIMUKTI MTs Al-Ma’arif Cilageni Leles, TK Persis dan peserta umum lainnya.

Dan Peserta Pesan TI Duhri dari luar kabupaten Garut berasal dari Universitas Negeri Surabaya, SMK Islam Darut Tauhid, MTS Al-Jauhariyah Sampang, MAN 2 Tulungagung, MAN 1 Aceh Barat, SMA Maarif Sukorejo Pasuruan, MTs Assyairiyah Attahiriyah Jakarta, MAN 1 Kota Bandung, SMAN 6 Cimahi, SDN Mangunjaya 06, SMPN 1 Cigalontang, MA Cilendek Tasikmalaya, SMKN 1 Mojoanyar Mojokerto dan peserta umum lainnya. Salah satu peserta Pesan TI Duhri Ir. Lamijo Setyo Pramono, M.M berasal dari SMA Maarif Sukorejo Pasuruan mengakatakan bahwa kegiatan seperti ini Perlu tindak lanjut lagi untuk penanganan kasus-kasus yang behubungan dengan dunia IT di lembaga Pendidikan kita mungkin dapat didiskusikan dibuatkan forum lanjutan, agar bisa memberikan edukasi dalam keamanan dan etika kita di dunia maya harus kita prioritaskan saat kita masuk ke dunia maya serta Perkembangan teknologi informasi telah menyasar semua lini perikehidupan sehingga mutlak diperlukan pengetahuan dan ketrampilan kita di bidang IT. (*)