kandaga.id – Akibat pandemi Covid-19 yang sudah melanda lebih dari setahun ini, telah terjadi fenomena dengan keajaiban yang sangat luar biasa, dimana anak kelas 1 tanpa belajar tanpa ke sekolah tiba-tiba naik ke kelas 2, dan itu terlepas dari pantauan serta kontrol dari guru maupun orang tua.

Demikian diungkapkan Ketua PGRI Kabupaten Garut, Drs. H. Mahdar Suhendar, M.P., PGRI Kabupaten Garut merasa prihatin atas fenomena tersebut, dan secara nurani mengumandangkan do’a bersama yang dipimpin secara virtual oleh H. Apip Saeful Bahri, S.Pd., M.Pd., Selasa (27/07/2021).

“Ini sebagai bentuk sumbangsih nurani, kami bermunajat kepada Allah SWT., agar menajaga imun dan iman bagi anggota PGRI, mudah-mudahan wabah Covid-19 ini secepat dihilangkan dari muka bumi Indonesia, khususnya di Kabupaten Garut, agar pendidikan yang ruwet ini bisa terlaksana kembali dengan baik seperti sebelum terjadi pandemi,” harapnya.

Dengan protokol kesehatan, Pengurus Cabang PGRI Kecamatan Banyuresmi bersama guru sedang mengikuti doa bersama di SDN 2 Banyuresmi, Selasa (27/07/2021).

Dirinya merasa puas dan bersyukur pada doa bersama ini diikuti 500 orang partisipasi, mulai dari ketua hingga anggota PGRI Kabupaten, cabang, ranting, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Garut, Korwil, penilik, pengawas, dan kepala sekolah se-Kabupaten Garut.

“Mudah-mudahan, dari sejumlah itu do’a kita terkabul, mendapatkan kesehatan dan keselematan bagi kita semua. Amiin,” ucapnya.

Sementara Sekretaris Umum PGRI Garut, Ma’mun Gunawan mengungkapkan doa bersama guru Garut yang diselenggarakan PGRI Kabupaten Garut ini berjalan sukses, dan mengimbau kepada peserta yang mengikuti dalam ruangan dengan peserta banyak agar memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.

“Meskipun saat ini saya alih jabatan menjadi sekretaris kecamatan di selatan Kabupaten Garut, tetapi kegiatan dan layanan organisasi dibawah sekretariat tetap eksis, baik layanan KTA, rapat organisasi, termasuk kegiatan doa bersama ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Kadisdik Totong dalam sambutannya menyampaikan, bahwa doa yang dimunajatkan secara berjamaah ini penting, selain sebagai ikhtiar dalam pencegahan persebaran Covid-19. Apalagi kita sangat berkepentingan dengan pelaksanaan pembelajaran tatap muka, jika pandemi ini berakhir. 

“Kasihan anak-anak didik yang sudah setahun lebih layanan belajarnya terganggu dan juga guru-guru harus tetap bertugas melayani peserta didik dengan segala administrasinya, meskipun sekolah ditutup,” ujarnya.

Selain itu, Kadisdik Totong mengimbau kepada seluruh guru, untuk turut menyukseskan gerakan vaksinasi Covid-19. Termasuk dirinya harus divaksin juga harus mengedukasi peserta didik usia di atas 12 tahun, juga kepada masyarakat di lingkungannya agar bersedia divaksin. ***Jajang Sukmana