KANDAGA.ID – SDIT GIS Prima Insani masuk dalam Program Sekolah Penggerak Angkatan ke-2, maka wajib mengimplementasikan kurikulum merdeka, profil pelajar pancasila, dan implikasinya dalam pembelajaran sesuai dengan perannya masing-masing. Untuk itu, SDIT GIS Prima Insani menyelenggarakan In House Training (IHT) dari tanggal 5 hingga 15 Juli 2022 di Aula Pabrik Dodol Picnic, Jl. Pasundan, Kecamatan Garut Kota.

Dengan judul Orientasi Sekoloh Penggerak dan In House Training (IHT), pengawas Pudin, S.Pd., M.Pd., mengatakan, PSP merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar Episode ke-7, sebagai katalis dalam upaya mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Profil Pelajar Pancasila.

“PSP berfokus pada pengembangan hasil belajar murid secara holistic, mencakup kompetensi literasi, numerasi dan karakter, dengan diawali SDM yang unggul yaitu kepala sekolah dan guru,” terang Pudin, Rabu (13/7/2022).

Menurutnya, kurikulum merdeka merupakan kurikulum dengan paradigma baru pembelajaran, yang menumbuhkan pembelajaran sepanjang hayat sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila terdapat 6 dimensi, yaitu, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, bergotong royong, berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Alasan kurikulum berubah, lanjut Pudin, karena disesuaikan dengan perkembangan zaman, sesuai dengan pepatah “Jangan mengajari anak sekarang dengan cara kita kemarin, jangan mengajari anak kita esok hari dengan cara kita sekarang”.

Pudin menjelaskan, proses pembelajaran dengan paradigma baru dilaksanakan melalui kurikulum merdeka (Kepmendikbudristek No. 262/M/2022) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang memuat 2 kegiatan utama, yaitu kegiatan Intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran, dan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dialokasikan sekitar 20% beban belajar per tahun.

Selain itu, lanjut Pudin, kurikulum merdeka mengacu pada pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara salah satunya, pendidikan/pembelajaran harus berpusat pada murid disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik murid.

”Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat,” ucapnya.

Adapun tujuan dari IHT ini, harap Pudin, kepala sekolah dan guru dapat memahami, menganalisis, dan menyusun kerangka kurikulum operasional di satuan pendidikan antara lain, visi, misi, tujuan satuan pendidikan, menurunkan Capaian Pembelajaran (CP) menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menyusun perangkat ajar (modul ajar, dan perangkat lainnya), serta pengorganisasian pembelajaran.

“Memahami perencanaan projek penguatan profil pelajar pancasila dan memodifikasi contoh modul projek penguatan profil pelajar Pancasila, serta memahami prinsip, tujuan dan metode dari perencanaan berbasis data yang digunakan untuk merencanakan program di satuan pendidikan, juga mengetahui kegunaan serta perkembangan platform teknologi prioritas yang mendukung implementasi kurikulum merdeka,” pungkasnya. ***Jajang Sukmana