KANDAGA.ID – Serunya di kegiatan Pramuka Perkemahan Satu Hari (Persari) kelas 1 dan 2 SDIT Atikah Musaddad yang berlangsung di Jl. Cipanas Baru No. 121, Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu (16/9/2023).

Dalam Persari ini, SDIT Atikah Musaddad membangun nilai-nilai kritis, produktif dan sehat sejak dini dengan mengolah pikir serta rasa agar anak-anak mengerti dan memahami arti dari pengalaman ini di kehidupannya nanti.

Kepala SDIT Atikah Musaddad, Suwarso, S.Ag., M.Pd., menyambut kedatangan siswa.

Dengan memberikan pembelajaran di luar sekolah serta pengalaman pertamanya ini tentunya akan dijadikan sebuah nilai yang sangat berharga bagi semua siswa SDIT Atikah Musaddad, dengan harapan dapat dijadikan titik awal dalam menggali potensi bakat minat yang dimilikinya untuk bekalnya nanti.

Kepala SDIT Atikah Musaddad, Suwarso, S.Ag., M.Pd., mengatakan dari kegiatan Persari ini selain mengenakan dengan lingkungan sebagai pelajaran di luar sekolah, juga sebagai penguatan karakter siswa kelas 1 dan 2, dengan permainan-permainan yang sifatnya kegotong-royongan, kemandirian, toleransi, dan keberanian.

“Mereka berkerjasama dalam kelompoknya untuk menuntaskan permainan diantaranya centong bola, halang rintang, kim lihat, lintas perahu, dan rukun iman, dengan dibimbing serta diawasi oleh guru-guru dan pembina Pramuka,” terangnya.

Ia menuturkan, semua permainan sifatnya menyenangkan dan disesuaikan dengan usianya, bisa dikatakan hampir mirip seperti di sekolah pendidikan usia dini, sehingga anak-anak tak merasa bosan atau jenuh melainkan ada rasa senang puas serta bangga jika timnya menjadi yang pertama menyelesaikan pemainan.

Centong bola misalnya, permainan memindahkan bola dari satu titik ke titik akhir secara estafet dengan menggunakan centong.

Sedangkan permainan halang rintang, peserta harus melintasi rintangan berupa beberapa tali kemudian menginjakkan kaki sesuai nomor urutan dan selanjutnya menembakkan mata panah ke plastik berisi air.

Begitu juga dengan permainan rukun iman, peserta secara estafet mengambil satu lembaran kalimat dilanjutkan ke temannya dan terakhir menyusunnya sesuai dengan susunan rukun iman.

Tak kalah serunya di permainan lintas perahu, dua atau tiga anak menaiki perahu karet sambil berpegangan pada seutas tali, mereka bekerjasama mengarunginya untuk menuju tempat di seberang, anak-anak terlihat begitu senang, bahagia, tak ada rasa takut sedikitpun. ***Jajang Sukmana