KANDAGA.ID – “Pimpin Pemulihan Bergerak untuk Merdeka Belajar”, itulah tema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang selalu diperingati setiap tanggal 2 Mei, namun karena tanggal tersebut bersamaan dengan Hari Raya Idul Fitri 1443 hijriah, sesuai instruksi Mendikbudristek, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut memperingatinya dengan upacara bendera yang diikuti perwakilan guru, pengawas, korwil, pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa organsiasi pendidikan, dan lainnya di lapangan Sekretariat Daerah (Setda), Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Jum’at (13/5/2022).

Bertindak selaku inspektur upacara, Bupati Garut, Rudy Gunawan dalam sambutannya mengucapkan selamat Hari Pendidikan Nasional 2022. Dirinya menghormati para guru, baik yang ada di tempat upacara maupun di tempat lain, yang merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.

Dalam momen Hardiknas tahun ini terungkap, Pemkab Garut terus melakukan langkah konkrit dalam rangka meningkatkan rata-rata lama sekolah, termasuk di dalamnya meningkatkan kualitas pendidikan, menjadikan sekolah penggerak sebagai bagian dari semangat untuk meraih generasi emas tahun 2045.

“Insya Allah bulan Juni Pemkab Garut akan melakukan gerakan besar melakukan penimbangan sekaligus melakukan penelitian kesehatan terhadap kualitas anak-anak, baik yang berumur 1000 hari, dan anak-anak yang masuk kategori balita, dan anak-anak sekolah dasar. Sehingga dapat menentukan, anak ini stunting atau tidak, sehat atau tidak. Dan gerakan ini Pemkab Garut akan menjadi pelopor pertama di Indonesia,” ucap Bupati Rudy.

Bupati Rudy juga mengungkapkan diakhir jabatannya pada tahun 2024, dirinya menginginkan guru honorer berstatus PNS atau PPPK sesuai ketentuan perundang-undangan dan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, sebagaimana undang-undang nomor 5 tahun 2014, termasuk dalam PP 49/2018.

“Insya Allah Pemkab Garut akan terus memberikan informasi kepada guru yang berstatus non PNS berumur lebih dari 35 tahun untuk menjadi Pegawai Pemerintah dalam Perjanjian Kerja (PPPK), dan akan memberikan peluang menjadi PNS bagi mereka yang berumur kurang dari 35 tahun,” ungkap Bupati Rudy, tetapi lanjut Bupati Rudy, semuanya disesuaikan dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku, yang diatur oleh pemerintah pusat.

Terkait formasi PPPK di Kabupaten Garut, Bupati Garut menyampaikan, pihaknya telah menyediakan anggaran untuk 1200 PPPK diantaranya untuk 900 guru PPPK di tahun 2022.

“Kita tunggu saja prosedur yang akan dilakukan oleh pemerintah pusat,” pungkasnya.

Sebagai bentuk rasa terima kasih dan penghormatan kepada para guru honorer yang sudah mengabdi 30 tahun tanpa upah yang layak. Selain memberikan yang tadi, kata Bupati Rudy, Pemkab Garut  akan merehab rumahnya ke dalam program rutilahu dengan masing-masing mendapatkan 10 juta rupiah.

Usai upacara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ade Manadin menyampaikan, Hardiknas tahun ini merupakan sebuah refleksi dari kebangkitan pendidikan setelah era pandemi, sesuai dengan tema yang diusung tahun ini yaitu “Pimpin Pemulihan Bergerak Untuk Merdeka Belajar”.

“Artinya, mudah-mudahan pandemi cepat pulih, kita bergerak untuk merdeka belajar, dan melalui Hardiknas ini semua komponen stakeholder pendidikan agar merdeka untuk menentukan belajar yang terbaik bagi anak dan bagi bangsa ini, dengan tetap dalam mengabdikan dirinya, memelihara nilai-nilai dari Pancasila itu sendiri,” katanya.

Menurutnya, pendidikan karakter adalah pendidikan yang harus dijunjung tinggi oleh siapapun. Sehingga nilai-nilai Pancasila ini harus tetap diadopsi dan disebarluaskan oleh para pendidik kepada peserta didiknya.

Kadisdik Ade Manadin berpesan kepada tenaga pendidik di Kabupaten Garut, untuk tetap mengabdi kepada bangsa dan negara karena ujung dari pendidikan itu adalah peserta didik. Selain itu, Kadisdik Ade Manadin menyebutkan, guru juga harus bisa mengikuti perubahan terutama dalam hal perkembangan teknologi.

Kadisdik Ade Manadin menegaskan, keberhasilan guru itu ada di peserta didiknya, ketika peserta didik terwujud cita-citanya, berarti guru itu berhasil dalam mendidik. Makanya, kata Kadisdik Ade Manadin, para guru harus mengikuti perubahan sesuaikan dengan saat ini, harus adaptasi dengan teknologi. Kalau tidak, tambah Kadisdik  Ade Manadin, siap-siap akan tertinggal dengan teknologi.

“Perubahan itu sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,” pungkasnya.

Pada peringatan Hardiknas ini, sejumlah guru honorer yang telah mengabdikan diri selama 30 tahun keatas menerima penghargaan, juga sebanyak 100 anak yatim menerima santunan dan paket alat sekolah dari dari Pemkab Garut yang diserahkan oleh Bupati, Sekda dan unsur Forkompinda, Ketua PGRI, Ketua Dewan Pendidikan, Ketua Baznas Kabupaten Garut, dan Kepala Cabang Bank bjb Garut, dan lainnya. ***Jajang Sukmana