GARKOT, (kandaga.id).- Lokakarya ke 5 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Garut berlangsung di SMPN 1 Garut , Jl. A. Yani No. 43 Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, Sabtu (3/6/2023).

Di ruang Kelas D misalnya, diikuti sebanyak 22 peserta dengan 3 pengajar praktik yaitu Iis Maryani, S.Si, A.pt., Ahmad Solihin, M.Pd., dan Listia Ningrum, M.Pd. Salah satu peserta Nurdin, ST., M.Pd., (SMKN 1 Garut) memaparkan tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid melalui demonstrasi kontekstual 3.3.

Menurutnya, tujuan pembelajaran khusus Calon Guru Penggerak (CGP) dituntut mengembangkan ide dari ruang kolaborasi menjadi sebuah prakarsa perubahan dalam bentuk rencana program kegiatan dengan memanfaatkan model manajemen Perubahan BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi) yang diadaptasi dari model 5D (Define, Discover, Dream, Design, dan Deliver).

Jenis kegiatannya yaitu program/kegiatan kokurikuler yang dilaksanakan sebagai penguatan atau pendalaman intrakurikuler dengan tujuan menumbuhkan nilai-nilai karakter murid sebelum proses pembelajaran berlangsung diantaranya : karakter kepemimpinan, keterampilan public speaking, nilai disiplin, nilai bertanggung jawab, nilai kolaborasi, dan nilai religius dengan sasaran kelas X, XII, dan XII.

“Program pembinaan karakter secara mandiri dari murid oleh murid, untuk murid di lapangan setiap pagi melalui pemberian kultum atau morning talk yang memberikan ruang bagi murid untuk berbicara, mengatur acara, dan mengkondisikan murid lain. Murid setiap kelas dijadwal secara bergilir menjadi panitia morning talk dan membagi tugas sebagai ketua, narasumber, MC, tim lapangan, tim peralatan (logistik), tim dokumentasi, dan humas yang berkomunikasi dengan guru,” terang Nurdin.

Adapun yang menjadi dasar filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu maksud pengajaran yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat).

Poin dalam komponen Profil Pelajar Pancasila yang akan dikembangkan yaitu Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME, serta Berakhlak Mulia.

 

Beriman dan bertakwa serta berakhlat mulia mendorong murid untuk saling memotivasi dan menginspirasi tentang nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas. Mendiskusikan nilai-nilai moral dan etika yang berhubungan dengan keimanan dan ketakwaan.

“Melatih serta memotivasi kemandirian murid untuk mengembangkan potensi diri dan mencapai prestasi yang tinggi, serta mendorong diskusi tentang kreativitas, inovasi, dan kolaborasi dalam mencapai tujuan pribadi dan bersama,” jelasnya.

Sedangkan, karakteristik lingkungan pendukung tumbuhnya kepemimpinan murid yang di kembangkan berupa kegiatan atau program ini dilakukan untuk melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non akademik.

“Kegiatan atau program ini akan dapat melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan sekitarnya yang dilakukan untuk menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri,” ungkapnya.

Prakarsa ini menginspirasi perubahan positif dengan membagikan ide, pengalaman, dan keahlian yang kita miliki, untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih berdaya dan berdampak bagi kita semua melalui program Morning Talk.

Mas Menteri, Nadiem Makarim mengungkapkan, “besok, di mana pun anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas anda”. ***Jajang Sukmana