One child, one teacher, one book, and one pen, can change the world,” ungkapan penuh semangat ini berasal dari seorang perempuan yang memperjuangkan pendidikan, Malala Yousafzai. Ia optimis bahwa pendidikan dapat mengubah dunia. Tampaknya paradigma ini berhasil menggebrak dunia, terlebih ia adalah seorang perempuan.

Hari ini, kiprah perempuan sudah menyentuh berbagai ranah kehidupan, termasuk pendidikan. Banyak sekali kaum hawa yang mengabdikan diri di dunia edukasi, salah satunya Susilawati, S.Pd., M.Pd. Sosok perempuan yang lahir di Bandung, 19 Desember 1982 ini memang sudah lama terjun ke dunia pendidikan.

Sebagai jebolan S1 PPKn UPI dan S2 Teknologi Pendidikan STKIP Garut, dirinya sudah mulai berkecimpung di dunia pendidikan pada tahun 2006. Dulu, SMAN 1 Samarang menjadi tempat pengabdian pertamanya. Sementara itu, pada tahun 2011 sampai sekarang, ia menjadi seorang pendidik di SMAN 1 Garut, dan sempat mengajar di PGSD STKIP Garut (sekarang IPI Garut) pada tahun 2017.

Menjadi pendidik bukanlah perkara mudah, apalagi melihat tuntutan zaman yang semakin besar. Hal ini dirasakan pula oleh dirinya. Ia memiliki persepsi bahwa “pendidikan harus sesuai dengan kondisi zaman, sehingga kita dituntut untuk mencetak anak-anak yang mampu menjawab tantangan global,”.

Selain menjadi seorang pendidik, ia tetap kembali pada kodratnya sebagai seorang perempuan. Istri Kadisdik Kabupaten Garut, Totong, S.Pd., M.Si. ini menjelaskan bahwa menjadi perempuan itu tidaklah mudah, terlebih jika menjadi seorang istri pejabat. “Seorang istri pejabat harus kuat, dewasa, dan mandiri, sehingga mampu mendampingi suami dalam menghadapi godaan keduniawian sebesar apapun,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa “Sebagai perempuan abad ke-21, kita harus smart, memiliki inner-beauty yang bagus, dan harus memberi influence yang positif bagi semua orang,”.