Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto bersama warga SMKN 2 Garut, Jawa Barat.


Kandaga.ID- Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto menginstruksikan agar Sekolah Menengah Kejuruan bisa meng-upgrade kualitas dalam menghasilkan lulusan yang kompeten, tidak hanya hard skill para siswa, tetapi harus juga ditunjang dengan peningkatan kualitas soft skillnya.

Dikatakannya, khusu SMK yang sudah mendapat bantuan dana Centre Of Excellent (COE). Program tersebut merupakan upaya pengembangan keunggulan SMK se Indonesia,  saat ini baru  50 sekolah yang mendapatkannya.

“(Kunjungan ke Garut, red) ingin memastikan adanya link and match program yang digulirkan  pemerintah pusat betul-betul bisa dipahami, dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan,” kata Wikan usai melakukan kunjungan kerja ke SMKN 2 Garut, Sabtu (17/10/2020) lalu.

Pihaknya pun kemudian membuka ruang diskusi kaitan masalah dan harapan untuk pengembangan kualitas SMK dalam upaya menciptakan SDM yang link dan super match dengan dunia kerja dan potensi lokal.

“Jadi link and match-nya dipastikan dulu, SDM pemimpin kepala sekolah, guru-gurunya mindsetnya berubah, penguatan soft skill guru-guru, siswa jadi prioritas, perbaikan tidak hanya hard skillnya tapi juga soft skill seperti kemampuan komunikasi, team work, kemampuan persentasi dan lainnya dipastikan link & match dengan industri,” tambahnya.

Pola pembelajarannya tidak kaku dan tidak berada di zona nyaman dalam memberikan pendidikan kepada anak, terutama siswa SMK. Karena siswa tersebut dituntut untuk memiliki kompetensi yang link dan supermatch dengan dunia kerja dan potensi lokal.

Pihak sekolah pun kata Wikan, harus mampu menjalin hubungan dengan industri untuk penyaluran SDM dari SMK agar bisa mendapat ruang untuk masuk dunia kerja dan menyesuaikan SDM dengan kebutuhan industri.

“Kepala sekolah dan guru guru mau melompat kemana, nanti program pemerintah siap bantu,” katanya.

Sementara itu, Kepala SMKN 2 Garut, H.Dadang Johar Arifin, mengungkapkan, sebagai sekolah yang mendapatkan bantuan dana COE dari pemerintah pusat, maka sekolahnya ditargetkan untuk mampu mengejar ketertinggalan dan sejajar dengan sekolah berstandar, setidaknya di Provinsi Jawa Barat seperti SMKN 1 Garut yang dulu sempat ia pimpin.

“Mudah-mudahan dnegan mendapatkan program coe, ada suntikan energi. Seperti dari sisi fisik, pembangunan di belakang (SMKN 2 Garut, red) sangat repot. Kita juga harus mempersiapkan skill dan soft skill (para siswa, red) sehingga bisa diberdayakan  dunia kerja baik itu di tingkat nasional maupun internasional,” kata Dadang.

Ditambahkannya, di tengah pandemi Covid 19, sekolahnya berhasil menyalurkan 300 siswa untuk masuk dunia kerja, diantara mereka disalurkan untuk kerja di perusahaan grup Mayora dan ditempatkan di beberapa perusahaan yang tersebar di Indonesia. (Jay)