(Tulisan ini sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi kepada almarhum atas jasa-jasanya selama ini)

Saya sangat terkejut ketika mendapat kabar bahwa Bapak Drs. H. Dedi Junaedi, M.Pd. pengawas pembina, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut meninggal dunia. Sungguh masih tak percaya. Soalnya selama dua bulan terakhir ini beliau inten WA-an dengan saya. WA beliau yang terakhir, Senin, 21 Desember 2020. Beliau selalu mengingatkan saya agar membimbing guru-guru yang kesulitan naik pangkat. Sejak 21 Desember 2020 tidak ada informasi beliau sakit. Malah saya merencanakan akan bertemu dengan beliau pada minggu kedua bulan Januari 2021 untuk mendiskusikan guru-guru yang kesulitan dalam naik pangkat.

Dr. H. Budi Suhardiman, M.Pd.

Untuk memastikan berita duka itu saya menelepon beberapa teman dekat almarhum. Menurut teman-temannya itu, benar bahwa Pak H. Dedi Junaedi meninggal dunia pada Minggu, 3 Januari 2021, pukul 00.23. Innalillahi Wainnailaihirojiun. Menerima berita duka itu, tentu saja saya merasa sedih dan kehilangan yang amat mendalam karena sosok yang selama ini menjadi panutan dan teladan dalam kegiatan tulis-menulis telah tiada untuk selama-lamanya. Banyak ide beliau yang belum bisa diwujudkan. Beliau seorang pencinta buku dan ilmu.

Kang H. Dedi Junaedi begitulah saya memanggil, karena beliau sudah dianggap sebagai kakak sendiri. Bagi saya, Kang Dedi Junaedi tidak hanya sekedar seorang pengawas, tetapi beliau juga seorang guru, mentor, kolega, sahabat, teman diskusi dalam berbagai urusan. Terutama dalam kegiatan literasi baca tulis. Pada tahun 2013-an almarhum bersama saya dan teman-teman mendirikan Asosiasi Guru Penulis (AGP) PGRI Kab. Garut. Beliau sebagai ketua dan saya sebagai wakilnya bedasarkan SK dari Ketua PGRI Kab. Garut. Anggotanya para guru dan kepala sekolah dari berbagai jenjang yang memiliki minat pada kegiatan menulis.

Kegiatan AGP pertama yang beliau gagas yaitu workshop penulisan KTI, penulisan jurnal ilmiah, dan lain-lain. Kegiatan itu mendapat respon luar biasa dari para guru dan kepala sekolah. Workshopnya berlangsung beberapa gelombang karena jumlah pesertanya sangat banyak. Bahkan kami pernah mengadakan road show ke beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Garut. Di antaranya ke kecamatan Sucinaraja.

Kegiatan diklat KTI yang digagas AGP terus tak pernah berhenti dan selalu mendapat respon luar biasa dari para guru dan kepala sekolah. Pada awal Januari 2020 AGP mengadakan lagi diklat KTI sebanyak dua angkatan. Kegiatannya dilaksanakan di SMPN 2 Garut, dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Garut.

Kang H. Dedi Junaedi bersama teman-teman melalui AGP menggagas penerbitan Jurnal Ilmiah Didaktika: Jurnal Ilmiah Pendidikan untuk Guru dan Kepala Sekolah SMP/MTs. Sampai sekarang jurnal itu masih terbit. Keberadaan Jurnal ini sangat membantu guru-guru dan para kepala sekolah yang akan naik pangkat.

Semasa hidupnya, Kang H. Dedi Junaedi pernah menjadi jajaran redaktur (mengelola) majalah Kandaga 2013 s.d. 2018. Beliau juga terus mengamalkan ilmunya dengan cara membina para kepala sekolah dan guru. Tidak hanya di sekolah yang menjadi binaannya, tetapi merambah luas kepada guru-guru dan para kepala sekolah lain, terutama terkait dengan bimbingan karya tulis untuk kenaikan pangkat.

Sungguh jasa-jasa Akang sangat besar untuk kemajuan pendidikan di kabupaten Garut. Sudah banyak sekali guru, kepala sekolah, dan pengawas yang dibimbing Akang sehingga lancar dalam kenaikan pangkatnya. Semoga ini merupakan amal jariah yang pahalanya terus mengalir sampai ke akhirat nanti.

Kang H. Dedi Junaedi, orangnya bersahaja, ramah, dan selalu terbuka untuk diskusi berbagai persoalan pendidikan. Suatu waktu tepatnya 9 November 2020 berkunjung ke SMPN 2 Garut, seperti biasa diskusi tentang pendidikan. “Pak Bud, ada berapa orang di SMPN 2 Garut yang gologan IV/b nya sudah 3,5 tahun ke atas?” Begitulah beliau membuka pembicaraannya. “Kurang lebih 10 orang Kang”. Saya menjawab dengan singkat. “Harus dimotivasi dan dibimbing Pak Bud, kalau berhasil akan menjadi kenangan tersendiri bagi mereka apabila Pak Budi sudah tidak di SMPN 2 Garut lagi”. “Insha Allah Kang” kata saya sambil memperlihatkan DUK guru-guru.

Terima kasih Kang, telah mengisi hari-hari selama kita bersama memotivasi, membimbing, dan menebarkan ilmu kepada guru-guru. Selama lebih 9 tahun bersama Akang dalam suka dan duka demi eksistensi AGP yang kita cintai.

Terima kasih telah menjadi bagian cerita hidupku.

Selamat jalan guru, mentor, kolega, kakak, sahabat. Syurga sudah rindu menunggumu. (*)