KANDAGA.ID-Dewasa ini, pendidikan agama begitu krusial dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan agama, kita belajar memahami, menghayati, mengamalkan, hingga menemukan pandangan hidup. Seyogianya, pendidikan ini dikenalkan sejak dini kepada anak, agar ia terbentuk menjadi insan yang ihsan.

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) menjadi angin segar di dunia pendidikan pada abad ke-21. Sistem SD IT mengintegrasikan pendidikan agama islam dengan pendidikan umum. Salah satu SD IT yang menunjukkan eksistensinya di kota berjuluk Swiss van Java ini ialah SD IT Persis 99 Rancabango.

Berada di Jl. Kudangsari, RT 05/ RW 05, Ds. Rancabango, Kec. Tarogong Kaler, Kab. Garut, SD IT Persis 99 Rancabango mulai beroperasi sejak tahun 2013. Meskipun terhitung baru, sekolah ini mampu memberikan layanan pendidikan untuk 243 anak didiknya. Sementara itu, tenaga pendidik di SD IT ini berjumlah 22 orang.

Perihal proses pembelajaran, sekolah ini memiliki keunggulan yang membedakannya dengan sekolah lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh kepala SD IT Persis 99 Rancabango, Hendra Mulyana, S.Pd, bahwa “SD IT ini memadukan pembelajaran umum dengan pembelajaran agama dalam satu kurikulum”. Lebih lanjut, pria kelahiran Garut, 21 Februari 1973 ini menerangkan bahwa sekolah yang dipegangnya memiliki tujuan mulia, yakni menanamkan karakter tauhid dan pembiasaan ibadah yaumiyah sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah.

Menjadi SD berbasis islami, sekolah ini berhasil menjalankan program pembiasaan yang patut diteladani. Shalat duha, literasi, dan tahfidz menjadi tradisi di sekolah ini. Tidak hanya itu, sekolah ini juga memiliki tujuan untuk mencetak insan yang berjiwa entrepreneur, sehingga setiap hari rabu selalu diselenggarakan market day.

Melalui program-program tersebut, pria yang menjabat menjadi kepala sekolah sejak tahun 2017 ini, berharap agar visi sekolahnya terwujud, dan misinya terealisasikan dengan baik. “Melalui pembiasaan dari program-program tersebut, kami berharap dapat mencetak lulusan yang berkarakter tauhid, serta memiliki jiwa entrepreneur,” pungkasnya. (Fitri Ayu)***