Ketua DPRD Kabupaten Garut, Euis Ida Wartoah, saat dimintai tanggapannya soal alat Rapid Tes yang menuai keluhan

Menanggapi alat Rapid Tes yang digunakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Garut, yang kualitasnya dinilai buruk dan menuai keluhan masyarakat, Ketua DPRD Kabupaten Garut, Euis Ida Wartiah, meminta Dinas Kesehatan setempat menarik kembali alat tersebut dan tidak dipergunakan lagi.

Ketua yang akrab dengan nama Euis Ida itu, juga menolak pengecekan Rapid Tes bagi kalangan anggota dewan, jika menggunakan alat tersebut.” Kemarin juga saya menolak untuk di-Rapid Tes, saya maunya pake alat yang bagus,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan, terjadi keresahan di Kecamatan Selaawi akibat penggunaan alat Rapid Tes yang dinilainya jelek itu.” Tiga hari yang lalu yang di-Rapid Tes, semuanya reaktif, kan rasanya ga mungkin. Sehingga mereka minta dites ulang, karena mereka jadi panik,” tuturnya.

kepanikan juga sempat dialami 7 orang ASN usai mengikuti Rapid Tes di Setda Pemda Garut beberapa hari lalu, karena mereka dinyatakan Reaktif. Namun dalam pemeriksaan ulang mereka dengan menggunakan alat Rapid Tes yang lain, semua dinyatakan Non Reaktif.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. H. Maskut Farid, MM,  mengakui banyaknya keluhan peserta Rapid Tes yang menngunakan alat Rapid Tes buatan China dengan merk Viva Diag itu.” Memang Rapid Tes ini merknya berbeda beda, yang Viva Diag ini banyak keluhan, seperti data di Selaawi kemarin, tadinya Reaktif, dicek ulang dengan merk lain, hasilnya Non Reaktif,” katanya.

Namun demikian Viva Diag yang meresahkan ini, kata Maskut, akan tetap dipegunakan, karena direkomendasi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Nasional,dari sekitar 20 merk yang direkomendasi.(Jay).