Petugas keamanan nampak kewalahan mengamankan supporter Persikotas yang mencoba menyerang supporter Persigar di belakang gawang sebelah selatan.

 

Pertandingan hidup mati antara Persigar Vs  Persikotas Tasikmalaya di Liga 3 Super Jalapa wilayah Priangan berakhir ricuh.Pemicunya karena laga berakhir imbang 0-0. Hasil tersebut meloloskan Persigar ke putaran berikutnya dan memupus harapan Persikotas untuk mendampingi saudara tuanya Persitas yang menjadi pemuncak klasemen. Sayangnya kegagalan tim asal kota Tasikmalaya ini diwarnai ulah tidak sportif dari suporter tuan rumah

Begitu  wasit Andi Sumpena dari Subang, meniup peluit panjang, supporter Persikotas langsung masuk lapangan pertandingan dan menyerang kubu Persigar dengan lemparan kembang api dan botol air mineral. Bukan hanya pemain yang diserang,  supporter Persigar juga tak luput dari lemparan. Karenanya supporter Garut pun akhirnya turun ke lapangan memberikan perlawanan, padahal jumlahnya kalah jauh dari supporter tuan rumah.

Beruntung situasi yang nyaris bentrok berhasil diredam oleh pimpinan kedua supporter. Tanda-tanda akan ricuh sudah terlihat sejak pertandingan memasuki babak kedua. Situasi makin kacau, saat wasit memberikan kartu merah kepada pemain Persigar, Jamal(18) yang melakukan pelanggaran ringan kepada pemain depan Persikotas. Supporter dan official Persigar semakin marah terhadap kepemimpinan wasit yang dianggap merugikan timnya, akibat kartu merah kedua yang diberikan kepada gelandang tim berjuluk “Maung Sancang” Andi Usman Nahari (14) yang dianggap mengulur waktu, saat hendak ke luar lapangan ketika terjadi pergantian pemain. Padahal saat itu anak pesepakbola nasional Andi Lala itu, tengah berjalan menuju pinggir lapangan.

Pertandingan sempat dihentikan sekitar 10 menit, akibat protes keras yang dilancarkan kubu Persigar, menyusul dua kartu merah yang diberikan kepada pemain Persigar itu.  Usai pertandingan, Amir Latif dari kubu Persigar meminta Panitia Pelaksana Pertandingan untuk memberikan pengawalan petugas keamanan kepada rombongan dari Garut, mengingat supporter tuan rumah yang tidak terima tim kesayangannya bermain imbang 0-0, dan tidak lolos ke babak selanjutnya, terlihat beringas dan bergerombol di pintu ke luar Stadion Dadaha Kota Tasikmalaya.

Sementara itu, Ketua Persigar menyatakan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit yang merugikan timnya. Bukan saja dua kartu merah yang diterima pemainnya, juga hands ball di kotak terlarang daerah lawan, tak diganjar tendangan finalti. Tak cukup sampai di situ, wasit juga tidak segera meniup peluit panjang, padahal waktu sudah lebih dari tambahan waktu empat menit yang diberikan pengawas pertandingan.” Kita kecewa dengan kepemimpinan wasit. Kericuhan ini terjadi akibat kepemimpinan wasit yang tidak benar,” ujarnya.

Ia juga kecewa terhadap Panpel yang tidak sigap membaca situasi. ” Masa pengamanan hanya beberapa orang, padahal ini pertandingan krusial. Seharusnya pengamanan lebih banyak. Ini juga yang mejadikan situasi tidak kondusif,” imbuhnya.

Meski demikian, Dadang mengaku gembira, karena timnya lolos, meski sebagai runer up grup B.” Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung Persigar, terutama kepada pendukung yang hadir di Stadion Dadaha,” katanya

Adapun klasemen akhir Liga 3 Super Jalapa wilayah Priangan, Persigar di posisi kedua dengan nilai 16, sama dengan poin yang dikoleksi Persitas Kabupaten Tasik, yang berada di peringkat pertama, karena unggul selisih gol dari Persigar. Sedangjan Persikotas dengan nilai 12 berada di perungkat ketiga, Putra  Jaya di peringkat keempat dengan nilai 6. Sedang Perses Kabupaten Sumedang, di posisi juru kunci dengan nilai 5, klasemen akhir. (Jay)***