kandaga.id – Selaras dengan gerakan besar Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, yaitu akselerasi capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) atau Mean Years School (MYS) melalui pendidikan kesetaraan. Penilik memiliki peran sebagai pengendali mutu dan evaluasi dampak PAUDNI, pendidikan kesetaraan, dan pendidikan keaksaraan.

Demikian disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, H. Mohamad Yusup Sapari saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) pertama Ikatan Penilik Indonesia (IPI) Kabupaten Garut sekaligus melakukan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Penilik di SKB Cisurupan, Selasa (11/1/2022).

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, H. Mohamad Yusup

Hampir 85% korwil di 42 kecamatan dikuasai oleh penilik. Untuk itu, Sekdis Yusup Sapari mengapresiasinya mutu penilik yang mungkin SDM-nya, mohon maaf, lebih tinggi dari pengawas.

Dirinya berharap penilik memiliki jiwa korsa yang kuat, dan dapat memenuhi tuntutannya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Garut.

“Mudah-mudahan kebersamaan ini ada dalam lindungan dan keberkahan Allah SWT., terus terjaga, dan semoga kedepannya IPI lebih baik lagi dalam segala hal yang positif,” ucap Sekdis, dan meminta untuk menjaga nama baik pendidikan Kabupaten Garut, memajukan serta membesarkannya.

Dalam kesempatan ini, Sekdis Yusup Sapari mengingatkan, agar memperhatikan absensi jangan banyak yang bolong. Karena sesuai dengan Permen PAN, cuti PNS dalam setahun tidak boleh lebih dari enam hari. Boleh lebih, lanjut Sekdis Yusup Sapari, jika ada keterangan sakit atau tugas luar.

Ketua IPI Kabupaten Garut, Mahmud Rochmat, S.Pd., M.Pd., mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, khususnya Kepala Dinas dan Sekretaris serta BKD yang begitu mendukung pada kegiatan di SKB Cisurupan ini.

Mahmud Rochmat, S.Pd., M.Pd

Menurutnya, kepengurusan IPI sudah 100 hari, dan sudah melaksanakan 41 kegiatan.

Mahmud mengatakan, penilik PAUD dan DIKNAS se-Kabupaten Garut ini ada 135, dirinya berharap semua dapat mengikuti bimtek ini dengan baik dan memperhatikannya dengan seksama.

Secara filosofi, Mahmud mengingkatkan, dalam satu jiwa, ketika terasa sakit badan, pasti badan yang lain merasa sakit. Contohnya, kata Mahmud, jika kaki tersandung, yang sakit kaki, tapi yng mengucapkannya waduh bukan kaki tapi bibir.

Mahmud menginginkan semua penilik solid, dan sebelum keluar di dalam IPI dulu dipersatukan bersama-sama. Sekali lagi Mahmud, mengajak untuk mensolidkan tubuh kita bersama.

Marwan, S.Pd., M.M.Pd

Sementara ketua pelaksana, Marwan, S.Pd., M.M.Pd., mengatakan, Rakerda ini bertujuan untuk memahami tugas pokok penilik, mempersatukan informasi dalam rangka memajukan pendidikan non formal di Kabupaten Garut.

Dalam pembukaan dihadiri Kabid PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, H. Mohamad Yusuf, M.Pd., Kepala Bidang Ketenagaan, Pengembangan Bahasa dan Sastra, Dr. Drs. Cecep Firmansyah, M.Pd. ***Jajang Sukmana